HomeSeputar JabarRayakan Pabaru Sunda'53, Tokoh Sunda Ingatkan Urgensi Bahasa, Sastra, & Aksara Daerah...

Rayakan Pabaru Sunda’53, Tokoh Sunda Ingatkan Urgensi Bahasa, Sastra, & Aksara Daerah Dipelihara

Rayakan Pabaru Sunda’53, Tokoh Sunda Ingatkan Urgensi Bahasa, Sastra, & Aksara Daerah Dipelihara

JayantaraNews.com, Jabar

Penyelengaraan Gotra Sawala atau diskusi intensif yang salah satunya digagas Mang Dadang ‘Utun’ dan rekan selaku pegiat, pelestari dan pengembang budaya Sunda, berlangsung di Hotel Sutan Raja, Soreang Kabupaten Bandung (29/8/2019).

Gelaran ini ditinjau secara umum, berlangsung sukses, para tokoh Sunda hadir dari berbagai pelosok.

“ Terpenting, kita diingatkan kembali harus lebih intensif memelihara, mengembangkan budaya bangsa Sunda. Ini semata demi meningkatkan rasa harga diri sebagai bangsa di Jabar pada umumnya. Tentu dalam konteks memperkuat dan memperkaya persatuan bangsa Indonesia, ya NKRI,” kata Mang Dadang ‘Utun’ yang dalam gotra sawala ini bertindak selaku moderator.

Yang hadir selaku pembicara di Gotra Sawala ini, antara lain: Eka Santosa, Duta Sawala (Sekjen) BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar, Robby Maulana Z, Ketua Umum Paguyuban Sundawani Wirabuana, budayawan Asep mandala atau Kang BS, serta Aiptu Asep Setiawan selaku perwakilan dari Sat Binmas Polres Bandung.

Jalannya diskusi yang hangat, memotivasi Eka Santosa selaku mantan anggota DPR RI di Komisi II dan III (2004 – 2009) dan Ketua DPDR Jabar (2000  – 2004), ia kembali menyinggung eksistensi Perda No 6 Tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda yang akhirnya digantikan oleh Perda No 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.

“ Ini kesempatan baik, pada era kepemimpinan Kang Emil (Ridwan Kamil), baru saja saya berdiskusi dengannya cukup mendalam. Kandungan Perda soal bahasa, sastra, dan aksara daerah akan lebih diperhatikan lagi. Baiknya, kita cermati, dan perkaya dengan sejumlah kajian dari kita,” jelas Eka yang sontak mengundang hadirin tertarik mendiskusikan visi dan misi Perda ini, dengan lebih intens.

Lainnya, Eka di gotra sawala ini mengupas konteks pentingnya kita harus menjaga dan mengembangkan lingkungan hidup secara benar dan bijak. Pun ia memaparkan keprihatinan, berupa jomplangnya ketidakseimbangan antara alam dan para penghuninya.

“ Provinsi yang sedikitnya dihuni 50 juta jiwa, pada setiap musim selalu memunculkan aneka bencana. Ada longsor, banjir, dan kekurangan air, kerusakan hutan, sungai, dan laut. Ujung-ujungnya, kita terpapar aneka polusi, dan rawan bencana. Ini semua, memprihatinkan kita…”

Kesadaran Budaya Kita

Seturut tema Gotra Sawala, yakni memperkuat Benteng Budaya Bangsa, semua pembicara dan hadirian, kelihatannya bersepakat  – kualitas generasi muda saat ini, harus diperkuat dengan menambahkan pemahaman, pentingnya mempertahankan dan mengembangkan jati diri bangsa.

“ Meningkatnya kasus Narkotika, dan merebaknya hoaks sebagai perusak persatuan dan peretas mental bangsa, harus kita tangkal dengan memperkuat akar budaya bangsa,” papar Robby Maulana yang diamini Aiptu Asep Setiawan.

“ Kita rapatkan lagi, lalu gali budaya Sunda yang kaya dengan kearifan lokal yang sejak zaman nenek moyang kita, dikenal ampuh sebagai pewarisan nilai-nilai luhur,” tambah Mang Dadang ‘Utun” yang sedari awal banyak memantik kesadaran diri bagi warga Sunda, khususnya:

” Bukan tanpa makna, kita disarankan memakai atau kembali menggunakan kalender Sunda 1953 Saka Sunda. Ini semata menunjukkan kepada dunia, bahwa kita memiliki peradaban tinggi sejak dahulu kala. Hal baik ini, mengapa harus kita tinggalkan?”

Disepakati pada akhir penyelengaraan gotra sawala ini akan dilanjutkan pada sesi berikutnya di Alam Santosa, Pasir Impun, Kabupaten Bandung:

” Soal kapan waktunya, akan kami umumkan segera,” kata Mang Dadang “Utun’ sambil menambahkan – “ Pada gotra sawala mendatang pak Gubernur Jabar (Ridwan Kamil) dan kepala dinas terkait, serta tokoh-tokoh nasional akan kita undang untuk memperkaya materi gempugannya.”

Berdasarkan edaran dari penyelenggara dalam kerangka menyongsong Pabaru Sunda – 1 Srawana 1953 Saka Sunda pada 1 September 2019, akan digelar ‘pesta’ Kaulinan Baheula Saung Kaul di Bale Rame Gedung Budaya Sabilulungan Kabupaten Bandung.

Lainnya, masih menurut panitia, pada Sabtu (31/8/2019), pukul 20.00 s/d 22.00 WIB akan digelar Syukuran Ormatan Tarawangsa Banjaran di Padepokan Seni Budaya Pusaka Lembur, tepatnya di Kampung Gumuruh, Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.

Dan, terakhir pada Minggu, 1 September 2019 pukul 15.30 – 23.30 WIB di Bale Rame Kawasan Gedong Budaya Sabilulungan, Soreang Kabupaten Bandung, akan digelar acara puncak, yakni: Gelaran Budaya Pabaru Sunda 1953 Saka Sunda. (Harri Safiari)

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Must Read
Related News