HomeBandung RayaSoal Limbah PT Natatex & Tastex Rancaekek, Warga Nanjungmekar Ancam Tutup Pabrik!

Soal Limbah PT Natatex & Tastex Rancaekek, Warga Nanjungmekar Ancam Tutup Pabrik!

Soal Limbah PT Natatex & Tastex Rancaekek, Warga Nanjungmekar Ancam Tutup Pabrik!

JayantaraNews.com, Rancaekek

Menindaklanjuti aduan warga masyarakat Desa Nanjungmekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, terkait pencemaran Sungai Ciburaleng oleh limbah pabrik, yang diduga berasal dari PT Natatex dan Tastex, maka Pemdes Nanjungmekar berinisiatif memfasilitasi atas persoalan tersebut dengan mengundang pihak-pihak terkait, guna mencari solusi agar persoalan limbah yang sudah bertahun-tahun itu segera terselesaikan, bertempat di aula Kantor Desa Nanjungmekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (3/10/19).

Sebagaimana diketahui, bahwa masyarakat lingkungan RW; 06, 07,08, 09, 12, dan RW 14, Desa Nanjungmekar, Kecamatan Rancaekek mengeluhkan karena limbah tersebut sudah masuk ke sarana air bersih, sementara dari pihak pemerintah seolah tidak ada tindakan apapun.

Kejadian yang sangat memprihatinkan ini seakan lepas dari pandangan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, yang dalam hal ini, semestinya dinas terkait harus bisa mendobrak dan memberikan sanksi tegas kepada perusahaan-perusahaan yang terkesan bandel dalam pencemaran lingkungan.

Baca berita terkait: 

PT Natatex & Tastex Rancaekek Diduga Cemari Sungai, Pemerintah Seakan Tuli & Tutup Mata! – https://www.jayantaranews.com/2019/10/40330/

Dalam acara audiensi tersebut, Kepala Desa Nanjungmekar Hj Dedah menyampaikan,” Limbah tersebut memang sangat rumit, karena membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan warga,” singkatnya, yang dilanjut dengan pemaparan Muhammad Amin, selaku Ketua BPD Nanjungmekar. Ia mengatakan, bahwa pada prinsipnya, atas aduan warga masyarakat sekaligus adanya sinergitas antara pihak desa dan BPD, maka kita inisiasi bersama. ” Kalau untuk ngabring ke perusahaan, kami pikir bukan suatu solusi yang tepat, namun kita undang (audiensi) dan kita tampung dulu, kemudian kita rembuk bersama untuk mencari solusi yang tepat,” tandas Amin.

Perwakilan dari beberapa kepengurusan (lingkungan terdampak) pun satu persatu saling mengungkapkan keluhannya di acara audiensi tersebut. ” Kami sangat prihatin atas aduan warga kami, apalagi di musim kemarau. Kami sangat mengharapkan, baik dari pihak pemerintahan maupun dari perusahaan. Semoga ada kesinambungan agar ada jalan keluar,” ungkap Ketua RW 14.

Sementara, Ketua RW 08 mengatakan,” Kami yang di bawah sangatlah riskan, apalagi masalah kesehatan. Kalau tidak adanya tindak lanjut dari pertemuan ini, kami akan menindaklanjuti sampai permasalahan ini tuntas,” tegasnya.

Demikian juga dari Ketua Kepemudaan RW 07 Deden Canon mengungkapkan,” Kotornya limbah di Sungai Ciburaleng, sepengetahuan kami, belum adanya perhatian dari beberapa pihak. Harapannya, agar sungai kami bisa kembali lagi sehat. Dalam musyawarah ini kami mengharapkan keluh kesah kami mohon untuk diselesaikan seperti apa pertanggungjawabannya. Karena dari mulai kades terdahulu sampai sekarang belum adanya kiprah yang memuaskan untuk masyarakat. Ini hak kami, sungai kami dicemari tanpa kompensasi sepeser pun. Kami menuntut kepada pihak perusahaan dan Muspika untuk kembalikan sungai kami yang bersih atas permintaan warga masyarakat. Ketika tidak adanya keputusan realisasi, maka akan kami tutup!,” tegasnya.

Terkait para pekerja yang katanya 50% berasal dari warga sekitar, ia menjelaskan,” Kalaupun ada data yang menyebutkan 50% karyawan dari warga sekitar, kami pastikan itu pakai KTP BODONG!,” sebutnya.

Hadir dalam audiensi tersebut; Kades Nanjungmekar, Ketua BPD, perwakilan Kecamatan Rancaekek, Danramil Rancaekek berikut Kapolsek Rancaekek, Personel Satgas Citarum Harum, LSM/Ormas setempat, Satpol PP, para penggiat lingkungan dan tokoh masyarakat sekitar.

Sementara, perwakilan dari perusahaan Tastex memaparkan, kita tanggap apa yang warga adukan. ” Kami tidak bekerjasama dengan beberapa pihak untuk menutupi kelemahan kami. Perusahaan kami sangat komitmen untuk memperbaiki. Silahkan datang dan sidak ke perusahaan kalau pun ada temuan mengenai limbah yang ditengarai dari PT Tastex.”

” Kalau pun ada yang bicara bahwa limbah ke Sungai Ciburaleng itu dari Tastex, saya pun ngga tahu, itu datangnya dari mana..?, namun kami akan terus mengadakan perbaikan,” katanya.

” Terkait tenaga kerja, kami sampaikan ke personalia, agar prioritaskan warga sekitar. Namun ada kriteria tersendiri sesuai skill yang dibutuhkan,” imbuhnya.

Demikian juga Hidayat, dari pihak PT Natatex menyampaikan. ” Terkait limbah, kita terus memonitor dari mulai perizinan, selain itu, kontrol dari personel Satgas pun rutin tiap hari dilakukan. Dan Natatex dalam hal ini mempunyai itikad baik dengan warga sekitar,” urainya.

Camat Rancaekek Drs Baban Banjar FS, M.Si menuturkan,” Kalau ada aduan dari warga masyarakat, kami hanya menyikapi karena memang tidak mempunyai kewenangan. Saya tidak mempunyai kewenangan untuk mengetes limbah, namun setidaknya kita bisa menindaklanjuti ke Dinas Lingkungan Hidup.”

” Harusnya pihak perusahaan dong yang kordinasi dan silaturahim ke pihak pemerintahan,” tegas Banjar.

” Saya juga mohon adanya ketransparanan, kalau pun adanya dana CSR sebagaimana digembar gemborkan warga masyarakat, agar tidak timbulnya mis komunikasi dan saling su’uzhon,” tandasnya.

” Kalau memang tidak adanya warga sekitar yang dipekerjakan oleh perusahaan, tuntut saja!,” tegasnya.

Kesempatan yang sama, Adhie Wahyudi selaku Ketua DPC LSM PMPRI Kabupaten Bandung, yang hadir dalam acara tersebut mengungkapkan. ” Mengacu pada UUD’45 setiap orang berhak untuk hidup sehat. Kita sebagai kontrol sosial siap membantu dan sudah menyampaikan ke DLH Kabupaten Bandung, yang berharap ada tanggapan. Saya harap kesadaran dari masyarakat, pemerintah dan pengusaha. Kami akan mengkaji dan menganalisa, andaipun tidak adanya tindak lanjut, kami akan mengajukan agar perusahaan ditutup sementara sebelum persoalan limbah memenuhi sesuai baku mutu dan aturan,” tegas Adhie.

Danramil Rancaekek Kapten Inf Mamat Raidin menambahkan,” Tidak adanya permasalahan yang tidak bisa diselesaikan. Memang Sungai Ciburaleng itu hitam, ini bukti. Setiap warga laporannya ke kami, tinggal solusinya agar permintaan terutama untuk air bersih segera direalisasikan. Adapun, kalau pun memang ada temuan dan faktanya ada indikasi terkait buangan limbah dari salah satu pabrik, saya tegaskan: Cor saja!,” tegas Mamat.

” Terkait pekerja, kami pun mohon ada ketransparanan. Coba pihak HRD, data pekerja di print out, agar tidak ada dusta di antara kita. Kami inginkan yang terbaik,” ujar Mamat.

Kompol Imron Rosyadi Kapolsek Rancaekek juga menyampaikan, perlu adanya penyeimbang terkait persoalan ini, jangan sampai adanya debat kusir. Semua sudah ada aturan dan mekanismenya. ” Tolong di cross check ke lapangan terkait aduan warga masyarakat. Jangan sampai seakan ada kucing-kucingan. Dengan demikian tidak adanya su’uzhon ke pihak-pihak terkait,” tutupnya.

Belum ada kesimpulan dalam acara audiensi tersebut, namun sepintas diungkapkan bahwa segera dilakukan pendataan oleh pihak pemerintahan desa untuk mendata beberapa perusahaan di sepanjang Sungai Ciburaleng, dan selebihnya segera mengundang untuk audiensi tahap berikut. (Tim)

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Must Read
Related News