HomeLintas BeritaKota Bukittinggi Darurat PEKAT: PSK dan LGBT Harus Jadi Musuh Bersama

Kota Bukittinggi Darurat PEKAT: PSK dan LGBT Harus Jadi Musuh Bersama

0Shares

 

JAYANTARANEWS.COM, Bukittinggi 

Berdasarkan banyaknya hasil tangkapan operasi atau razia yang hampir dilakukan setiap malam, bisa disimpulkan, bahwa Kota Bukittinggi dalam darurat penyakit masyarakat (Pekat), khususnya pekerja seks komersial (PSK) dan pelaku lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bukittinggi, Joni Feri, menegaskan, bahwa perlu dibentuk kerja sama antar instansi Pemerintah dan masyarakat untuk memberantas penyakit masyarakat (Pekat) tersebut, katanya, Selasa (21/11/2023). 

“Hasil evaluasi kita, dari setiap operasi atau razia Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bukittinggi yang hampir dilakukan setiap malam, kita selalu mendapatkan para pelaku PSK dan LGBT. Ini sudah masuk kategori membahayakan. Kota Bukittinggi dapat dikatakan darurat Pekat seperti PSK dan LGBT,” ujarnya.

Secara garis besarnya, ada 3 (tiga) kategori penyebab perilaku penyakit masyarakat ini, di antaranya; bawaan lahir, korban, dan seks menyimpang akibat salah pergaulan. “Maka dibutuhkan kerja sama dari peran kita masing-masing untuk mencegah, mengantisipasi, menghambat, bahkan sangat diperlukan memberantas perkembangan virus ini,” tegasnya. 

Sebagai aparat penegak peraturan daerah, hal inilah yang kita sampaikan di setiap kelurahan dalam bentuk penyuluhan tentang kondisi Kota Bukittinggi yang memprihatinkan akhir-akhir ini. “Sudah 15 kelurahan dari 24 kelurahan kami roadshow di Bukittinggi,” sebutnya.

LGBT paling ganas dan sangat membahayakan, masuk kategori penyumbang virus HIV-AIDS terbanyak ketika melakukan hubungan seks dengan sesama jenis. 

“Kami meminta dan menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk prihatin atas kejadian ini. Khususnya kepada tokoh-tokoh masyarakat, para ustadz, para ketua lembaga sosial, para ketua partai politik dan lain sebagainya, untuk bersama dengan Pemerintah memberikan informasi tentang bahaya penyakit masyarakat ini,” harapnya.

Dari hasil operasi atau razia yang dilakukan Satpol PP Bukittinggi, evaluasi secara angka presentasi untuk para pelaku PSK sudah menurun, namun untuk LGBT meningkat drastis. 

“Pelaku LGBT kebanyakan berasal atau berdomisili di luar Kota Bukittinggi, meskipun ada juga yang berdomisili di Bukittinggi. Ada yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, namun lebih banyak yang masih lajang/remaja,” imbuhnya.

Kebetulan, akhir-akhir ini kami sudah melakukan pemeriksaan (BAP) terhadap pelaku LGBT yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, termasuk yang masih lajang. Namun tidak bisa kami sampaikan identitasnya. 

“Mereka beroperasi dan bertransaksi melalui aplikasi tersendiri di Hp, ada di google play store, namanya aplikasi Walla. Setelah itu mereka melakukan pertemuan di suatu tempat.”

“Mari sama-sama kita selamatkan generasi bangsa kita dari bahaya pekat ini. Kita bimbing anak-anak dan warga di sekitar kita untuk menjadi yang beriman, berkarakter. Karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa,” pungkasnya. (Ham)

0Shares
Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Must Read
Related News