HomeNewsPeranan SENIMAN Sebagai Bentuk Bela Negara

Peranan SENIMAN Sebagai Bentuk Bela Negara

Peranan SENIMAN Sebagai Bentuk Bela Negara

IMG-20190309-WA0370

Oleh : Ruly Rahadian

JayantaraNews.com, Jakarta

Bukan hal yang aneh, jika pada beberapa dasawarsa ke belakang, sebagian besar orang tua di negeri ini banyak yang keberatan ketika anaknya memilih jalur kesenimanan, atau pekerjaan seni sebagai jalan hidupnya.

Stempel bahwa seniman adalah profesi yang tidak jelas atau seperti orang yang hidup dengan lamunan, masih mendominasi pola pikir para orang tua. Hal ini karena harapan sebagian besar dari mereka adalah bekerja dengan aturan yang jelas, jam kerja teratur, dan mendapat pensiun.

Tapi secara perlahan dan pasti, keadaan berubah. Pekerjaan bidang kreatif menjadi lahan yang menjanjikan, walau secara kasat mata, pelaku seni atau pekerja kreatif terlihat seperti orang-orang yang anti kemapanan dengan kehidupan yang tidak teratur.

Maraknya industri kreatif yang semakin berkembang, akhirnya merubah pola pikir masyarakat kita, sehingga semakin banyak orang tua yang bahkan ingin anaknya menjadi penyanyi, penari, mempunyai group band, dalang, dan lain sebagainya.

Begitupula dengan para pelaku seni tradisi, semakin bisa diterima masyarakat, karena media massa semakin akomodatif, dan bentuk kreativitas dalam pengemasannyapun begitu menarik dan beragam, sehingga masyarakat awam yang semula tidak paham dan tidak peduli pun bisa menikmati dengan mudah dan merasa terhibur.

Masih banyak masyarakat kita yang tidak menyadari, bahwa pekerja seni atau seniman juga melakukan kegiatan Bela Negara di dalam koridor keprofesiannya.

Seni yang merupakan bagian dari budaya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, merupakan kegiatan yang sangat penting, karena secara langsung maupun tidak langsung, kegiatan seni merupakan salah satu media dalam memperhalus karsa anak bangsa, sehingga mempunyai sikap-sikap yang simpatik dan empatik dalam mengapresiasi segala bentuk aspek kehidupan.

Seni dapat membangun sensitivitas jiwa manusia dalam kehidupan berkebangsaan, baik ke dalam maupun ke luar.

Seorang seniman adalah sosok pejuang rasa. Rasa yang dibangun untuk mampu mengolah fenomena alam, lingkungan, dan manusia itu sendiri, melalui karyanya yang tentunya harus bersifat konstruktif, sehingga karya seni tersebut mampu membangun kehalusan serta kepekaan budi seseorang, bukannya membentuk rasa dan pola pikir yang destruktif, sehingga merusak pola dan tatanan ideal bagi masyarakat bangsa ini.

Lalu, dimana relevansi antara berkarya seni atau berekspresi dengan Bela Negara?

Selama ini, tentunya Bela Negara selalu dipersepsikan tindakan fisik atau mudahnya melalui angkat senjata. Padahal, di era sekarang ini, perang konvensional bukan lagi pilihan mati. Opsi perang asimetris dengan segala benefit dan rendahnya biaya merupakan tindakan kekinian dalam hal bentuk penjajahan kontemporer.

Para aktor menggunakan hal ini untuk menguasai bangsa dan negara targetnya dengan mengacaukan pola pikir masyarakat, sehingga mampu merubah orientasi kolektif bangsa, bahkan ideologi.

Kita yang sudah berada dalam situasi ini harus segera mengambil langkah yang masif, terutama dalam membangun kekuatan budaya, sehingga muncul kembali jiwa-jiwa yang peka terhadap situasi tersebut, dan mampu membagun kesadaran berbangsa yang berdasarkan rasa, tidak hanya rasio semata.

Eksistensi seniman tidak bisa dipandang sebelah mata. Perspektif seniman bisa menjadi kontrol sosial maupun politik melalui pendekatan kreatif yang menghibur.

Seni yang melekat dengan budaya suatu bangsa, selain menjadi identitas bangsa itu sendiri, namun mampu menjadi katalisator dan dinamisator kehidupan berbangsa dan negara. Apalagi jika pola pikir masyarakat kita semakin maju, seni dan budaya kelak akan menjadi komoditas yang secara ekonomi mampu memakmurkan bangsa kita, khususnya para pekerja seni itu sendiri.

Jika seniman sudah berkarya dengan nilai-nilai ideal dan berorientasi kepada bangsa dan negara, maka seniman tersebut sudah melakukan Bela Negara.

Catatan:
Penulis adalah Pakar Bela Negara, Wakil Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Online Independen Nusantara (PWOIN), dan Ketua Lembaga Konservasi Budaya Indonesia.

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Must Read
Related News