HomeLintas BeritaTerkait OTT KPK Direksi Perindo, Yudi Nurul Ihsan: Prihatin, Optimis Bisa Diperbaiki!

Terkait OTT KPK Direksi Perindo, Yudi Nurul Ihsan: Prihatin, Optimis Bisa Diperbaiki!

Terkait OTT KPK Direksi Perindo, Yudi Nurul Ihsan: Prihatin, Optimis Bisa Diperbaiki!

JayantaraNews.com, Bandung 

Dekan FPIK (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) Unpad, Dr.sc.agr. Yudi Nurul Ihsan, M.Si, usai menghelat kuliah umum dari dua ‘dosen tamu’ asal Irlandia, di Aula Gedung 2 FPIK, Kampus Jatinangor, Selasa (24/9/2019), masing-masing Carol Staunton Wakil Duta Besar Irlandia untuk Indonesia, dan rekannya pengajar di National Maritime College of Ireland, Cork Institute of Technology, Capt. Sinéad Reen, menanggapi OTT KPK 3 (tiga) Direksi Perum Perindo pada Senin 23 September 2019 di Jakarta (lainnya pegawai Perum Perindo & swasta importer), terkait kuota impor ikan salmon, menyatakan amat sangat prihatin.

“ Perum Perindo ini boleh dikata belum banyak berperan, kontribusinya pun tidak banyak. Tetapi, tiba-tiba kena OTT KPK. Ini memprihatinkan! Harapannya kepada Pak Presiden kita sampaikan, sudahlah.. ke depan kita perlu melakukan banyak perbaikan, ujarnya dengan menambahkan  – “ Perlu ada perubahan sistem di sektor perikanan dan kelautan. Presiden harus memilih orang-orang terbaiknya untuk duduk di Kementerian, BUMN, dan lembaga lainnya. Tujuannya, agar OTT semacam ini tidak terjadi lagi.”

Salmon vs Bandeng

Lainnya kepada Yudi Nurul Ihsan yang oleh kalangan tertentu kini ramai digadang-gadang, diusulkan pada periode ke – 2 Presiden Jokowi 2019 – 2024 menduduki kursi Menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ditanyakan – Mengapa negara kita sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia, masih harus mengimpor banyak ikan salmon dari Eropa, bukankah di mata awam ini membingungkan?

“ Jangankan orang awam, saya juga bingung,” ujarnya dengan nada serius.

Sejurus kemudian, Yudi Nurul Ihsan menjelaskan dengan gamblang secara popular sehingga mudah dicerna kalangan awam atas kebingungan ‘impor salmon’ ini. Menurutnya, ikan salmon itu menurut orang awam disangka gizi dan kandungan Omega 3 –nya tinggi, padahal dibandingkan dengan ikan bandeng jauh lebih unggul.

“ Ini tugas kita untuk membuat brand, produk-produk perikanan dari negara kita yang beriklim tropis, jauh lebih tinggi kandungan gizi dan Omega 3 nya dibandingkan dengan hasil yang sama dari negara-negara barat,” paparnya dengan memunculkan solusi pengembangan dunia perikanan dan kelautan kita.

Menurutnya, sedikitnya ada lima problema utama, mengapa kaum nelayan dan dunia perikanan serta kelautan kita tidak maju-maju alias stagnant, tanpa ada peningkatan social-ekonomi berarti, misalnya. Nah, yang lima problema itu, di antaranya:

Pada dasarnya, problema perikanan di negeri kita itu sedikitnya ada 5, menurutnya ini meliputi perlunya peningkatan: tata kelola, tata niaga, regulasi, perbaikan aspek sosial nelayan, dan lingkungannya.

“ Nah, lima spek ini saja kita perbaiki, Insya Allah, dunia perikanan dan kelautan kita akan menjadi penggerak ekonomi negara yang semakin berarti di masa mendatang. Yakin, malah semacam OTT KPK tadi itu bakal sirna dan bisa diperbaiki,” tutupnya. (Harri Safiari)   

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Must Read
Related News