HomeLintas BeritaDilema Penjual Mie Ayam & Wartawan Di Tengah Wabah Corona

Dilema Penjual Mie Ayam & Wartawan Di Tengah Wabah Corona

Dilema Penjual Mie Ayam & Wartawan Di Tengah Wabah Corona
                        
JayantaraNews.com, Jakarta

Terancam tertular oleh Virus Corona, bagi Pakde Bejo sudah tidak lagi menjadi persoalan utama. Karena persoalan lebih penting yang dihadapi Pakde Bejo saat ini adalah bagaimana caranya menutupi kebutuhan ekonomi bagi kehidupan dia bersama keluarganya. Pikiran itu yang saat ini ada dalam benak Pakde Bejo! 

Pakde Bejo yang dalam aktivitas kesehariannya berjualan Mie Ayam keliling itu, lebih berpikir realistis dalam menyikapi anjuran pemerintah yang mengharuskan seluruh warga masyarakat tetap berada di rumah. Tak dipungkiri, memang anjuran pemerintah itu sangat baik. Artinya, dari pemahaman diri Pakde Bejo yang mengaku bahwa pendidikan SD pun dia tidak tamat, upaya pemerintah tersebut dimaksudkan untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona agar tidak meluas lagi. Namun dalam realitanya persoalan lain muncul. Terutama imbasnya bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) seperti yang dihadapi oleh dirinya saat ini. 

Persoalannya bagi Pakde Bejo, bagaimana dia harus terus bertahan di rumah, sementara berjualan Mie Ayam adalah satu-satunya sumber penghasilan untuk menghidupi dapur keluarganya?

Pakde Bejo mengakui, sebenarnya ada rasa takut juga dirinya tertular Virus Corona, namun tuntutan pada kehidupan ekonominya yang terbilang “Pas-Pasan” tersebut, sepertinya lebih kuat ribuan kali menekannya, daripada ancaman bahaya tertular virus pandemic Corona!

Dan akhirnya, lelaki paruh baya kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu pun nekat mendorong Gerobak Mie Ayam untuk berjualan kembali. Itu dilakukan adalah semata-mata untuk mencari peruntungan nasib, lewat satu-satunya usaha yang hanya dengan cara itu dia tahu dan bisa dia lakukan!

Menurutnya, seandainya ada bantuan sembako merata yang diberikan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, ia tentu akan lebih memilih untuk berdiam diri bersama keluarganya di rumah saja.

“ Maaf, saya bukan tidak mematuhi anjuran pemerintah untuk berdiam di rumah, semua saya lakukan dengan sangat terpaksa demi menghidupi keluarga, walaupun penghasilan yang saya dapat saat ini hanya 5 hingga 15 mangkok setiap harinya. Ya Alhamdulillah, saya syukuri rezeki itu,” kata Pakde Bejo saat ditemui wartawan di tempat mangkalnya, yang berada di seputar Jl Supriyadi Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Ia pun menuturkan, biasanya dia bisa melayani 40 hingga 50 mangkok setiap harinya, itu terjadi pada saat hari-hari normal sebelum merebak wabah Virus Corona. Namun saat ini, penghasilan dari berjualan Mie Ayam menjadi turun drastis.

” Yahh habis mau bagaimana lagi, semua harus tetap saya lakukan dan saya lebih takut keluarga tidak makan daripada ancaman tertular Virus Corona, walau pendapatan dari hasil berjualan mie ayam saat ini masih sepi namun tetap saya jalani,” ujar Pakde Bejo.

Setidaknya, apa yang dikeluhkan oleh Pakde Bejo merupakan potret nyata kehidupan dari masyarakat banyak Indonesia yang tersebar di berbagai belahan wilayah NKRI. Dan sejatinya, dalam rangka upaya memerangi penyebaran virus pandemic Corona yang sudah menjadi bencana nasional tersebut, dalam penyelesaiannya tidak bisa bersandar kepada pemerintah semata. Harus ada gerakan nasional yang perlu segera dilakukan secara masif oleh seluruh komponen bangsa tanpa terkecuali. Saling bahu membahu membantu pemerintah.

Terutama partisipasi dari para pengusaha atau para konglomerat yang jumlahnya bertabur di republik tercinta ini, untuk berbuat nyata guna menyalurkan sedikit uangnya kepada “Pakde Bejo-Pakde Bejo” lainnya, yang saat ini memang tengah butuh uluran tangan untuk menyelamatkan kebutuhan ekonomi mereka yang terancam.

Ketua DPW Media Online Indonesia (MOI) DKI Jakarta AYS Prayogie

Hal itu ditegaskan oleh Ketua DPW Media Online Indonesia (MOI) DKI Jakarta AYS Prayogie, yang berharap, agar pihak swasta dan juga kalangan perorangan yang dinilai memiliki kemampuan berlebih secara ekonomi, bisa melakukan “sesuatu” guna meminimalisir persoalan bangsa yang saat ini perlu penanganan serius agar Indonesia cepat terbebas dari ancaman Covid-19. 

“ Persolan yang dihadapi oleh Pakde Bejo sang Penjual Mie Ayam, juga terjadi dalam persoalan keseharian yang dihadapi oleh para Wartawan saat melaksanakan pekerjaan di lapangan, dimana mereka juga sangat rentan terpapar virus (Covid-19),” ujar Prayogie yang juga saat ini dipercayakan menjabat sebagai Pemimpin Redaksi media online HITVBERITA.COM.

Lebih jauh AYS Prayogie menjelaskan, bahwa tuntutan terhadap etos kerja wartawan yang selalu dituntut untuk menyampaikan informasi secara akurat dan cepat bagi konsumsi masyarakat luas, adalah memang sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh kalangan jurnalis itu sendiri, sebagai penyampai informasi ter-update. 

Namun tidak dipungkiri, bahwa tugas jurnalis dalam masa-masa merebaknya wabah Virus Corona memang sangat berat, mengingat pekerjaan kesehariannya yang selalu berada di garda terdepan. Memang idealnya harus dilengkapi dengan APD (RED- Alat Perlidungan Diri) yang memadai, seperti halnya yang digunakan oleh para tenaga medis dan paramedic dalam menangani dampak penyebaran Virus Corona.         

“ Para wartawan saat ini sangat membutuhkan APD seperti masker, hand sanitizer dan juga kebutuhan lainnya untuk digunakan di lapangan, yang merupakan sebagai sarana pendukung yang bisa membentengi diri mereka dengan aman, saat melakukan tugas jurnalistik,” ujar Prayogie seraya mengimbau kepada kalangan para pengusaha bisa memberikan donasi terkait kebutuhan APD kepada Insan Pers tersebut.

Dalam menyikapi wabah Virus Corona, antara Wartawan dan Pakde Bejo si Penjual Mie Ayam itu sepertinya tidak jauh berbeda. Keduanya memiliki dilema yang sama. Namun jika saja boleh memilih, sepertinya mereka berdua lebih senang berada di dalam rumah bercengkerama dengan keluarga, ketimbang harus berada di luar rumah yang jelas-jelas kondisnya sangat rentan terpapar dari penyebaran Virus Corona.

Kendati demikian, adanya tuntutan lain, menyebabkan timbulnya pilihan-pilihan yang sulit yang tidak bisa ditawar. Persoalan yang terjadi pada kehidupan Pakde Bejo si Penjual Mie Ayam dan juga realita yang dihadapi Wartawan saat melaksanakan tugas Jurnalistiknya di lapangan. Ibarat ungkapan kelimat “Seperti Buah Simalakama”. Yakni, tak dimakan Ibu Mati, dimakanpun Bapak Tewas! 

“ Kita berserah diri saja Pakde sama yang di atas, semoga wabah virus yang melanda kehidupan bangsa kita ini segera berakhir,” celoteh Ferry Shang seorang awak media HITVBERITA.COM yang kebetulan saat itu tengah menikmati nikmatnya Mie Ayam Pangsit Pakde Bejo di lokasi mangkalnya, yang terletak di seputar Jl Supriyadi, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas Jakarta Timur.

Terkait dengan persoalan yang dihadapi wartawan saat melakukan tugas jurnalistik di lapangan yang saat ini sangat membutuhkan Alat Perlindungan Diri (APD) dalam melakukan antisipasi penyebaran Virus Corona, dalam waktu dekat ini, Ketua DPW MOI DKI Jakarta AYS Prayogie akan melakukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk dengan kalangan perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah Jakarta, agar mereka bisa memberikan kontribusi positif terhadap kebutuhan APD berupa masker dan hand sanitizer serta perlengkapan perlindungan diri lainnya, yang dapat digunakan oleh wartawan secara aman pada saat melakukan peliputan. (Red)

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Must Read
Related News