JAYANTARANEWS.COM, Pangandaran
Ratusan tokoh agama, santri dan para kiai dari ‘Aliansi Santri dan Kiai’ mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Pangandaran, Senin, 10/10/2022. Mereka menuntut Pemda bertanggung jawab dan terbuka kepada masyarakat, terkait dampak dari kegiatan Pan Asia Hash 2022 di Pangandaran minggu-minggu ini.
Saat ditemui JayantaraNews.com di lokasi aksi, salah satu korlap mengatakan; Tuntutan yang kami ajukan:
– 1. Terkait dengan anggaran yang dikeluarkan dan feed back bagi Pangandaran itu sendiri, apakah menguntungkan dari sisi ekonomi pariwisata dan budaya?;
– 2. Dari sisi moral, kenyataannya kegiatan tersebut sebatas ceremony hura-hura dan pesta pora yang momentumnya bertepatan dengan 12 Robiul Awal, dimana itu adalah salah satu hari besar Islam, tanggal kelahirannya Baginda Nabi Muhammad SAW yang tentu sangat mencederai hati kami sebagai umat Islam;
– 3. Terkait dengan pesta miras ini berbuntut pada tuntutan harus segera disahkannya Perda Miras yang sudah 4 tahun lamanya terkatung-katung tanpa kejelasan.
Dari semua tuntutan dan pertanyaan yang kami ajukan, satu pun tidak ada jawaban obyektif dari pemerintah. Bahakan, ada jawaban menggelitik dari Asda 3 yang merupakan perwakilan dari Pemda. Yaitu terkait anggaran, katanya 0 rupiah dari APBD, dan juga ada beberapa pertanyaan yang memang hanya bisa dijawab oleh Pak Bupati, sanggahnya.
Selanjutnya, masih kata peserta aksi, bahwa terkait dengan aktivitas dalam kegiatan tersebut, kami menilai sangat jauh dari norma dan budaya masyarakat Pangandaran. Alasan mereka, ternyata pihak pemerintah salah menganalisa kegiatan tersebut. Mereka mengira tidak akan ada aktivitas seperti itu. Padahal menurut kami, ini jawaban konyol. “Karena pada dasarnya, dulu kan Pemda pernah mengikuti acara ini di Tiongkok. Jadi mana mungkin tidak mengetahui isi dari kegiatan tersebut?”
ujar Korlap mengakhiri perbincangan. (Adipati JN)
