JAYANTARANEWS.COM, Ciamis
Pembangunan prasarana pertanian berupa ‘irigasi tanah dalam’ di Desa Sindangangin, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, yang dikerjakan oleh Kelompok Tani Srirahayu, belakangan tuai sorotan.
Pasalnya, dari hasil pantauan JayantaraNews.com di lapangan, bahwa pekerjaan bak penampung air dengan volume 3 x 4, tinggi 2 meter itu, diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan. Sebagai contoh; besi selup yang seharusnya memakai besi 12, namun yang dipakai malahan besi 10 banci cincin ring. Menurut keterangan dari kelompok lain; “Seharusnya yang dipakai itu besi 8. Namun, kenapa yang dipasang Kelompok Tani Srirahayu itu besi 6. Selain itu, jarak ringnya juga sangat jarang,” ujarnya.
Berdasarkan penelusuran, pada Senin (2/10/23), bahwa dengan pekerjaan yang diduga menyimpang dari aturan itu, bisa jadi akan mengurangi kualitas dalam pembangunan tersebut.
Namun menurut keterangan Ketua Kelompok Tani Srirahayu, bahwa pekerjaan tersebut sudah sesuai spek yang ada di RAB. Sementara itu, informasi yang didapat dari Ketua Kelompok Tani di Desa Sidaharja, bahwa kedalaman sumur yang ia kerjakan hanya 30 meteran.
Pembangunan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2023, dengan nilai Rp285.000.000,00 tersebut, tentunya perlu pengawasan yang ketat.
Untuk itu, masyarakat meminta, agar Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, maupun Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), serta Aparat Penegak Hukum (APH), jangan tutup mata. Segera turun ke lapangan, guna memeriksa Kelompok Tani Srirahayu Desa Sindangangin dan kelompok lainnya yang ada di Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis. (BS)
