Gunakan Tempat Pendidikan, Kampanye Caleg DPR RI Di Kendal DIHENTIKAN!
JayantaraNews.com, KENDAL
Kampanye Caleg DPR RI dari PDI Perjuangan M Herviano dihentikan jajaran Bawaslu Kabupaten Kendal.
Pasalnya, kampanye yang diadakan oleh relawan Caleg dari Dapil Jateng I hari ini, Sabtu (6/4) di Desa Penaruban Weleri itu berada di tempat pendidikan.
Di lokasi kampanye yang mengundang 213 orang tersebut, dihadiri para Pimpinan Bawaslu Kendal Odilia Amy Wardayani, Arief Musthofifin, Ubaidillah dan Firman T Sudibyo berserta Panwaslu Weleri Karyanto, yang nampak serius menyampaikan sesuatu ke pelaksana kampanye Trisminah dan tim relawan.
“ Ketika kami datang, massa kampanye berjumlah ratusan sudah datang, dan kampanye mau dimulai. Tetapi buru-buru kami temui panitia untuk sampaikan pencegahan. Kampanye jangan dilaksanakan dulu. Karena lokasi yang digunakan adalah tempat pendidikan,” kata Ketua Bawaslu Kendal Odilia Amy Wardayani.
Menurut keterangan Odilia, sesuai STTP memang tempat kampanye berada di rumah Mahbub Rosyid di RT 05 RW 04 Penaruban. Namun, ketika Bawaslu Kendal dan Panwaslu Weleri cek lokasi ternyata tepat yang persis berada di aula sebelah rumah yang difungsikan sebagai tempat belajar mengajar.
Di bagian depan aula yang diakui Mahbub Rosyid bagian dari rumah tersebut terpampang papan nana Yayasan Safinatunnajah yang bergerak dalam bidang sosial, penyelenggaran pondok pesantren dan majlis ta’lim, serta papan nama Pendidikan Anak Usia Dini Kelompok Bermain Az-Zahra.
“ Intinya, kami mencegah untuk tidak kampanye di tempat tersebut. Silahkan dilaksanakan di tempat lain. Jika tetap dilaksanakan di tempat pendidikan, maka terancam sanksi penjara dua tahun dan denda Rp 24 juta karena tindak pidana Pemilu,” kata Koordinator Divisi Hukum, Data dan Informasi Arief Musthofifin.
Pantia kampanye Trisminah menyanggupi, sehingga tempat dipindahkan ke rumah Mahbub Rosyid yang sebenarnya dan berukuran lumayan sempit. Selanjutnya, punggawa Panwaslu Weleri Karyanto beserta Panwaslu Desa setempat mengawasi kampanye sosialisasi pencoblosan yang dibagi lima sesi karena terbatasnya ruang, sedangkan peserta berjumlah ratusan. (Sulhanudin)
