Indahnya Lebaran Di Kampung Kenangan, Rawa Apu Cilacap
JayantaraNews.com, Patimuan
اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ
Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar, Laa Illaa Haillallahuwaallaahuakbar Allaahu Akbar Walillaahil hamd
Kumandang Takbir yang menggaungkan Asma Allah begitu menggema. Bukan hanya di pelosok yang ada di Indonesia, namun hampir semua Umat Muslim di penjuru dunia pun ikut melantunkan kalimat nan agung itu.
Kali ini, penulis mencoba menelusuri jejak petualangnya, yang sudah berapa kali puasa dan berapa kali lebaran ngga pulang-pulang, ibarat sebuah judul lagu Bang Toyib.
Tiada bedanya dengan kampung-kampung yang lain. Tepatnya di Desa Rawa Apu, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, lokasi dimana penulis dilahirkan.
Mungkin agak sedikit berubah. Kalau dulu suasana kampung masih hening, sunyi, dan jauh dari kebisingan, namun sekarang seakan layaknya sebuah desa yang maju, dengan generasi maju ditunjang dengan sarana mobilisasi dan komunikasi yang maju pula.
Serasa hidmat, ketika penulis ikut bareng jamaah melaksanakan Salat Sunat Idul Fitri 1440 Hijriyah, di Masjid Al Ittihad, RW 09 Desa Rawa Apu, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap.
Seperti biasa, momen-momen seperti ini, apalagi saat merayakan kemenangan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dimana setelah semalaman suntuk mengkumandangkan gema Takbir, kini tiba saatnya usai melaksanakan Salat Sunat Idul Fitri, warga masyarakat langsung berbaur saling bersalaman dan bermaaf maafan.
Akhirnya, terlantun kalimat:
Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu Minal ‘Aidin wal Faizin
Salam dan selamat merayakan kemenangan, mohon maaf lahir dan batin. (ACK)