HomeLintas BeritaMencermati Hakikat Pendidikan Jasmani

Mencermati Hakikat Pendidikan Jasmani

JAYANTARANEWS.COM, Pangandaran

Oleh: P. Aji Nugraha, S.Pd

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang membentuk kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Selain dari faktor kebudayaan dan adat istiadat serta kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun, pendidikan juga memiliki peran yang sangat penting dalam rangka membentuk karakteristik masyarakat di sebuah negara, khususnya dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosial dan budaya. Karena pada hakikatnya, pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20, 2013).

Dalam prakteknya, proses pendidikan dilakukan dengan memberikan bimbingan-bimbingan atau pembelajaran yang dapat memberikan bekal bagi peserta didik untuk dapat bersosialisasi, bertahan hidup serta bersaing di masa yang akan datang.

Pendidikan di Indonesia sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu pendidikan formal dan Pendidikan non formal.

Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang dilaksanakan di sekolah dengan syarat tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk memenuhi kebutuhan tertentu peserta didik.

Dalam pembahasan kali ini, penulis tidak akan membahas secara detail tentang kedua jenis pendidikan tersebut. Namun, penulis akan sedikit membahas tentang salah satu proses pembelajaran yang dikemas dalam sebuah mata pelajaran dalam ruang lingkup pendidikan formal di sekolah, yaitu pendidikan jasmani.

Ya, proses pembelajaran formal yang dilakukan di sekolah pada umumnya dilakukan dengan memberikan treatmen-treatmen dalam bentuk pembelajaran dengan menggunakan berbagai mata pelajaran dan salah satunya adalah pendidikan jasmani.

Banyak di antara kita mungkin yang tidak asing lagi dengan istilah pendidikan jasmani. Hampir bisa dipastikan bahwa seluruh masyarakat di Indonesia pernah terlibat secara langsung dalam proses pendidikan jasmani saat masih duduk di bangku sekolah. Namun, apa sih pendidikan jasmani itu? Bagaimana sebenarnya proses yang berjalan dalam pendidikan jasmani dalam upaya pelaksanaan program pendidikan? Apa tujuan dan sasaran pendidikan jasmani?

Untuk lebih jelasnya, saya akan mencoba sedikit mengulas sekelumit tentang pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik, permainan dan olahraga sebagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Mahendra, 2010).

Ya, pendidikan jasmani memang identik dengan aktivitas fisik, permainan dan olahraga. Namun yang harus kita perhatikan di sini adalah, bahwa peran ketiga hal tersebut adalah sebagai ‘media’ atau alat yang digunakan dalam pendidikan jasmani untuk mencapai tujuannya, bukan menjadi tujuan utamanya.

Lalu, apa yang menjadi tujuan dilaksanakannya proses pendidikan jasmani? Tujuan utama dilaksanakannya proses pendidikan jamani ialah untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka dari itu, untuk mengetahui sasaran dan tujuan dari pendidikan jasmani, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang tujuan pendidikan nasional.

Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional, ialah:
“Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Merujuk kepada hal tersebut di atas, maka tujuan atau sasaran utama pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab melalui tugas-tugas gerak yang diberikan.

Dalam prosesnya, pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan jasmani sebagaimana proses pendidikan secara umum mengarahkan fokus pembelajaran pada pencapaian ketiga domain kompetensi peserta didik yang merujuk pada taksonomi bloom yaitu domain Kognitif, Afektif dan Psikomotor, sehingga setiap tugas gerak yang diberikan harus mencakup ke dalam penguasaan tiga domain pencapaian kompetensi tersebut.

Bagaiamana proses pemeberian tugas gerak dalam pemebelajaran pendidikan jasamani dapat mencakup ketiga domain tersebut? Berikut akan coba saya uraikan sedikit ulasannya.

KOGNITIF:

Domain Kognitif adalah domain yang berhubungan dengan aspek pengetahuan (menjelaskan, menyebutkan, mengulang dsb). Dalam prosesnya pendidikan jasmani harus memberikan tugas gerak yang dapat memfasilitasi siswa untuk berpikir tentang apa yang harus ia lakukan? Bagaimana cara melakukannya? Dan bagaimana menarik kesimpulan dari tugas gerak yang telah ia lakukan dan mengemukakannya kedalam bentuk pendapat serta asumsi yang dapat mereka simpulkan sendiri, sehingga dapat menjadi pengetahuan bagi peserta didik. Tujuannnya adalah dengan diberikannya treatment tersebut secara berulang terus menerus, yang diharapkan dapat melatih kemampuan peserta didik dalam memecahkan permasalahan serta menarik kesimpulan dalam setiap permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

AFEKTIF:

Domain Afektif adalah domain yang berhubungan dengan aspek penampilan. Penampilan yang dimaksud adalah kemampuan peserta didik dalam menampilkan sikap serta nilai-nilai dari hasil pembelajan yang mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai selama proses pembelajaran. Dalam prosesnya, materi yang dikemas dalam pelaksanaan pembelajaran jasmani harus turut serta memfasilitasi siswa untuk dapat menampilkan sikap dan nilai yang baik selama proses pembelajaran berlangsung. Bagaimana perasaan, minat, sikap serta emosi yang ditunjukan oleh peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan melaksanakan tugas gerak merupakan tolak ukur hasil dari kualitas ketercapaian pembelajaran yang dilakukan. Semakin baik progressnya adalah cerminan dari baik atau tidaknya kualitas materi pembelajaran yang diberikan. Harapannya adalah agar peserta terbiasa melalui pembiasaan yang dapat mengarahkan peserta didik agar memiliki watak perilaku yang baik dalam menjalankankan kehidupan bermasyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

PSIKOMOTOR:

Domain Psikomotor merupakan domain yang berhubungan dengan keterampilan (skill). Dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan diharapkan peserta didik dapat memiliki keterampilan yang baik. Namun, yang harus kita pahami bersama adalah keterampilan yang dikuasai oleh peserta didik dari hasil pembelajaran yang telah dilakukannya bukanlah keterampilan tentang tugas gerak yang diberikan, akan tetapi lebih mengarah kepada ketarampilan untuk merepresentasikan hasil belajar kognitif dan afektif yang telah dilalui oleh peserta didik. Ya, hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan tindak lanjut dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan afektif (yang akan tampak pada kecenderungan-kecenderungan melakukan perilaku) yang direpresentasikan melalui keterampilan yang dilakukan oleh peserta didik. Sejauh mana kemampuan berpikir peserta didik dalam memahami materi ajar serta kemampuan peserta didik dalam menampilkan watak dan perilaku kedalam bentuk keterampilan mencerminkan kualitas hasil belajar psikomotor yang mereka miliki dalam sebuah proses pembelajaran. Jika telah didapatakan, maka penilaian dari ketiga domain pencapaian kompetansi tersebut digabungkan menjadi satu, sehingga menjadi kesimpulan dan gambaran dari kualitas hasil sari proses pembelajaran yang telah dilakukan apakah sudah sesuai dengan tujuan, sasaran serta harapan yang telah direncanakan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan, atau harus ada perbaikan dalam beberapa hal untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.

Seperti itulah ulasan singkat tentang proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam rangka mencapai hasil dari ketiga domain yang telah ditetapkan dalam proses pendidikan. Artinya, bahwa dalam pelaksanaannya proses pembelajaran dalam pendidikan jasamani tidak terlepas dari tujuan utama pendidikan nasiaonal dalam rangka memanusiakan manusia dengan memberikan bekal-bekal secara menyeluruh meliputi aspiek fisik, mental, social dan emosional.

Kesimpulannya adalah, bahwa tidak semata-mata proses pendidikan dilaksanakan melalui pendidikan jasmani selain untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.

Agus Mahendra, yang merupakan salah satu dosen senior dalam bidang pendidikan jasmani di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyimpulkan, bahwa proses pendidikan berhubungan dengan pendidikan jasmani itu sendiri yaitu merupakan “upaya mendewasakan anak dalam aspek spiritual, kognitif, affektif dan psikomotor serta menjadikannya sebagai manusia yang utuh yang ditunjang dengan kematangan fisik, mental, social dan emosional” atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan sebuah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk mencapai perubahan holistic (menyeluruh) dari setiap individu. Jadi hasil utama dari proses pembelajaran pendidikan jasamani itu sendiri bukanlah kemampuan gerak peserta didik, akan tetapi keterampilan peserta didik secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan (kognitif), pengelolaan diri (afektif) dan keterampilan (psikomotor) yang bertujuan untuk melatih kematangan fisik, mental social dan emosianal melalui treatmen-treatmen yang dikemasdalam proses pembelajaran melalui tugas gerak yang diberikan dalam rangka mencitakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing di masa yang akan datang. (CH)

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Must Read
Related News