HomeBandung RayaJuwita, Caleg DPRD Kab Bandung, Serap Keluhan Petani Bawang Merah Cimenyan

Juwita, Caleg DPRD Kab Bandung, Serap Keluhan Petani Bawang Merah Cimenyan

Juwita, Caleg DPRD Kab Bandung, Serap Keluhan Petani Bawang Merah Cimenyan

IMG-20190407-WA0186

JayantaraNews.com, Cimenyan

Setelah sebelumnya, Tim Juwita bersosialisasi ke Kampung BTN Desa Mekarmanik, Cimenyan, Kabupaten Bandung, kunjungan berikutnya dilanjut ke Kampung Cikawari, RT 01 RW 11, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, yang dihadiri warga masyarakat sekitar guna menyerap sekaligus menampung segala aspirasi yang mereka ungkapkan.

Baca berita sebelumnya: Tanggapi Keluhan Warga Mekarmanik Cimenyan, Juwita: Prihatin! – http://jayantaranews.com/2019/04/tanggapi-keluhan-warga-mekarmanik-cimenyan-juwita-prihatin/

Sosialisasi yang didominasi oleh sebagian besar para petani bawang merah itu, mendapat tanggapan positif dari Juwita.

Juwita, yang juga Calon Legislatif (Caleg) nomor urut 1, dari Partai PDI Perjuangan, Dapil 3 untuk Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang, Cileunyi dan Bojongsoang itu, sangat mengapresiasi segala bentuk keluhan para petani bawang merah.

IMG-20190407-WA0189

Saat diwawancarai JayantaraNews.com, Minggu (7/4/19), Kandar, salah satu petani bawang merah mengungkapkan. ” Mata pencaharian di wilayah kami, sebagian besar petani bawang merah. Untuk harga bawang merah masih standar, meski kadang kendala di harga sebelum dan setelah panen”.

” Harga bawang merah sebelum panen biasanya bagus, kisaran Rp 20 ribu perkilo. Tapi setelah panen raya, nyatanya harga bisa jatuh, bisa di bawah Rp 15.000 per kilo,” keluh Kandar.

Ketika ditanya, apa yang menjadi kendala menyangkut para petani bawang merah di wilayahnya, Kandar menyampaikan. ” Kendalanya terkait obat-obatan sama pupuk yang mahal. Jadi ngga berimbang antara modal sama harga beli pas panen,” terang Kandar.

Harapan semua petani bawang merah di wilayah Mekarmanik Cimenyan, agar pemerintah bisa mengakomodir para petani bawang merah, utamanya terkait harga obat-obatan dan pupuk yang terlalu mahal. Tidak berimbang antara harga obat-obatan dan pupuk dengan modal saat tanam, katanya.

Selain itu, Kandar juga berharap, agar Tim Juwita bisa membantu menjembatani para petani bawang merah di wilayahnya agar terbentuk kelompok. ” Kami ingin dibantu untuk membuat kelompok tani, khususnya petani bawang merah,” ujar Kandar.

” Dari pihak desa sudah menyuruh untuk membuat kelompok, namun belum terealisasi, sebab kita kan awam, jadi perlu penyuluhan dari pihak dinas pertanian dan sosialisasi yang rutin,” pintanya. (Tim)

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Must Read
Related News